POLITIKSUMBAR - Pada 2015, Mohammad Riza Chalid pernah membuat pernyataan kontroversial dengan menyebut Sumatra Barat sebagai “Provinsi Dajjal.” Pernyataan tersebut muncul setelah kasus “Papa Minta Saham” yang melibatkan mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto. Istilah “Dajjal” sendiri merujuk pada seseorang yang paling berdusta. Pernyataan ini sempat memicu kemarahan masyarakat Minangkabau dan dilaporkan ke Mabes Polri, namun hingga kini belum ada kejelasan lebih lanjut.
Kini, anaknya, Muhammad Kerry Andrianto Riza, terlibat dalam dugaan tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp193,7 triliun. Kerugian tersebut terdiri dari ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp35 triliun, kerugian impor minyak mentah melalui DMUT/Broker sekitar Rp2,7 triliun, kerugian impor BBM sekitar Rp9 triliun, serta kerugian pemberian kompensasi dan subsidi pada tahun 2023 yang mencapai Rp147 triliun.
Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga) terlibat dalam pembelian Ron 92, padahal yang dibeli sebenarnya adalah Ron 90, yang kemudian dicampur di storage/depot untuk menjadi Ron 92, sebuah tindakan yang melanggar ketentuan yang berlaku. Selain itu, terdapat mark-up kontrak pengiriman oleh Yoki Firnandi (Direktur Utama PT Pertamina International Shipping), yang menyebabkan negara mengeluarkan biaya lebih tinggi secara ilegal.
Kasus ini melibatkan tujuh tersangka dan telah merugikan negara dalam jumlah yang sangat besar. Mereka dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi