Masjid Raya Sumbar Gelar Iktikaf Berbayar, Akademisi Khawatir Timbulnya Kesalahpahaman


PADANG – Masjid Raya Sumatera Barat, atau yang dikenal sebagai Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, akan menggelar program Iktikaf Premier pada bulan Ramadan tahun ini. Namun, peserta yang ingin mengikuti program tersebut dikenakan biaya sebesar Rp 100 ribu.  

Sekretaris Umum Masjid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Sudarman, menjelaskan bahwa Iktikaf Premier adalah paket khusus bagi jamaah yang ingin beriktikaf selama 10 hari penuh tanpa pulang ke rumah.  

*"Selama 10 hari itu, semua kebutuhan peserta akan ditanggung oleh pihak masjid," ujarnya, kemarin.  Dikutip dari Padangekspres.

Program iktikaf ini akan berlangsung dari 20 hingga 30 Maret. Selain Iktikaf Premier, masjid juga menyediakan  iktikaf Reguler yang dapat diikuti secara gratis tanpa biaya pendaftaran.  

Rangkaian Kegiatan Ramadan di Masjid Raya Sumbar  

Selama Ramadan, masjid yang terletak di Simpang Padangbaru, Padang, akan menghadirkan penceramah dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh agama, akademisi, dan perwakilan pemerintah daerah.  

Ceramah akan diselenggarakan secara rutin, baik dalam bentuk ceramah tarawih, ceramah subuh, maupun ceramah khusus selama iktikaf. Selain itu, kegiatan tadarus Al-Qur’an juga menjadi bagian integral dari program Ramadan di masjid ini.  

Menurut Sudarman, persiapan untuk menyambut Ramadan sudah dimulai jauh sebelumnya. “Kami telah membentuk tim khusus dan menyusun berbagai program. Bahkan sebelum Ramadan, kami sudah menggelar sejumlah aktivitas keagamaan,” jelasnya.  

Beberapa program pra-Ramadan yang telah dilaksanakan antara lain ceramah dan diskusi publik yang membahas pentingnya bulan Ramadan serta persiapan spiritual dan praktis bagi jamaah. Masjid juga membuka kesempatan bagi lembaga eksternal untuk mengadakan kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungan masjid.  

Sudarman menambahkan bahwa pihak masjid telah menyiapkan langkah-langkah khusus untuk menjaga ketertiban dan kebersihan selama Ramadan. “Masjid Raya Sumatera Barat akan sangat ramai, baik untuk ibadah maupun wisata religi. Karena itu, kami memastikan ketertiban dan kebersihan tetap terjaga,” tuturnya. Ia pun mengimbau jamaah untuk bersama-sama menjaga lingkungan masjid.  

Akademisi Soroti Iktikaf Berbayar 

Sementara itu, Akademisi Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang, Awis Karni, menyoroti potensi kesalahpahaman di masyarakat terkait program Iktikaf Premier yang berbayar.  

"Secara ilmu fikih, saya belum pernah mendengar adanya iktikaf berbayar. Iktikaf adalah ibadah," ujarnya.  

Ia khawatir program ini menimbulkan anggapan bahwa jamaah yang membayar akan lebih mudah memperoleh keberkahan Lailatul Qadar dibandingkan yang mengikuti iktikaf gratis.  

Menurutnya, banyak masjid yang telah lama menyelenggarakan iktikaf tanpa biaya, hanya dengan mengandalkan sumbangan sukarela dari jamaah. “Biasanya pengurus masjid hanya mengumumkan jumlah peserta iktikaf, lalu menerima donasi bagi yang ingin bersedekah. Selebihnya, kebutuhan jamaah ditanggung oleh masjid,” jelasnya.